Senin, 31 Januari 2011

Kehidupan Nyata Seorang Mister Bean

Share |
Walaupun suka kelihatan konyol di acara tv, tetapi ternya Mr. Bean tidak lah konyol dalam hidup nyatanya. Bahkan dia mempunyai istri yang cantik lho. Putra putrinya juga tampan dan cantik.

Selain itu, Mr. Bean juga mempunyai harga kekayaan yang belimpah ruah dan tidak lah heran dia mempunyai rumah besar yang luar biasa mewah. Bagi fans nya Mr. Bean yang punya kantong tebal, nanti kalau Mr. Bean mau jual rumah nya, bisa anda beli ya.

Sekilas Profil keluarga Mr.Bean & famili:

NAMA : ROWAN SEBASTIAN ATKINSON a.k.a Mr.Bean
Tempat dan tanggal lahir : Newcastle, 09 -01- 1955
Istri : SUNETRA SASTRY
Anak laki laki : BENJAMIN ATKINSON
anak perempuan : LILY ATKINSON

Lalu ini sekilas prestasi dan impian Mr. Bean:
# Pernah memerankan dubbing untuk suara Disney Zazu dalam filem The Lion King pada 1994
# Menjadi penulis dengan menulis artikel untuk CAR (a British car magazine).
# Ternyata istrinya adalah make-up artis
# Ternyata Mr. Bean punya SIM untuk untuk memandu kenderaan jenis berat (license HGV-Heavy Good Vehicle)
# Punya harta hampir 60 juta poundsterling
# Walau kaya tidak ingin punya mobil Porsche tetapi ingin punya kereta Aston Martin.

Foto-foto Mr.Bean & Istri yang cantik

Anaknya: BENJAMIN ATKINSON.

Anak ceweknya: LILY ATKINSON


Sekarang rumah nya yang menghadap pantai, impian banyak orang.










sumber

10 Calon Pengganti Van Der Sar Musim Depan

Share |
Akhirnya kata-kata itu terlontar dari bibir Edwin Van Der Sar, penjaga gawang Manchester United. Dirinya mengatakan akan berhenti bermain sepak bola pada Mei mendatang.

Menurutnya, keputusannya untuk pensiun datang secara tiba-tiba. Meskipun isu mengenai hal ini sudah berhembus kencang sejak musim lalu.

Di usianya yang genap 40 tahun pada Oktober silam, rasanya dirinya sudah mulai ’kenyang’ bermain sepak bola. Dan dirinya ingin mengakhiri karirnya, di saat sedang berada di performa yang baik.

Sekarang yang menjadi permasalahan bagi Sir Alex Ferguson adalah, siapakah yang akan menjadi suksesor Van Der Sar musim depan? Bagi Fergie, keputusannya memberikan jersey bernomor punggung 1 adalah keputusan yang cukup sakral. Karena tak sembarangan orang bisa mengisi posisi tersebut, apalagi pasca suksesnya Peter Schmeichel dan Van Der Sar, beban penjaga gawang utama berikut akan semakin berat.

Berikut adalah nama 10 calon kuat pengganti Van Der Sar musim depan, sesuai isu yang berkembang beberapa waktu belakangan. Nama-nama ini konon diminati serius oleh Ferguson, menjadi calon suksesor Van Der Sar kelak.

1.Manuel Neuer – Schalke 04
Penjaga gawang timnas Jerman yang mengelabui wasit sehingga tak mengesahkan gol Frank Lampard pada Piala Dunia silam adalah pilihan utama Ferguson. Dirinya mempunyai kemampuan untuk menghentikan tembakan yang mengarah ke gawangnya. Isu mengenai ketertarikan Ferguson berkembang ketika musim lalu dirinya mengatakan bahwa dirinya tersanjung diminati oleh Manchester United.

2.David de Gea – Atletico Madrid
Salah satu penjaga gawang terbaik di Eropa saat ini, De Gea mempunyai masa depan yang cerah. Meskipun masih berusia 19 tahun, De Gea sudah menjadi pilihan utama di Atletico Madrid. Dirinya gagal tampil di Piala Dunia, karena Spanyol sudah memiliki Iker Casillas, Pepe Reina, dan Victro Valdes pada skuad mereka. Meskipun masih muda, dirinya sudah mempunyai banyak pengalaman.

3.Maarten Stekelenburg – Ajax
Bukankah lebih baik orang yang menggantikan Van Der Sar di United adalah orang yang menggantikan posisi Van Der Sar di timnas Belanda? Stekelenburg menjadi penjaga gawang utama di Ajax, klub yang dulu juga dibela Van Der Sar. Dirinya mempunyai banyak pengalaman kelas internasional, karena tampil sebagai kiper utama Belanda pada Piala Dunia lalu.

4.Igor Akinfeev – CSKA Moscow
Penjaga gawang Rusia tersebut masuk ke dalam skuad CSKA pada usia 17 tahun, dan sampai saat ini masih bertahan di sana. Dirinya telah memenangkan banyak penghargaan di CSKA, termasuk UEFA Cup pada tahun 2004. Dirinya dipercaya menjadi kiper utama Rusia di usianya yang masih 18 tahun, kabarnya diminati United karena CSKA bertandang ke Old Trafford di Liga Champion pada Oktober 2009.

5.Hugo Lloris – Lyon
Dikenal sebagai salah satu penjaga gawang top di Eropa, dirinya menjadi pilihan utama di klub dan negaranya. Pemain berusia 23 tahun ini tak diragukan lagi kemampuannya, dirinya adalah dua kali peraih gelar penjaga gawang terbaik di Ligue 1, bahkan masih mempertahankannya saat ini.

6.Gianluigi Buffon – Juventus
Penjaga gawang timnas Italia ini sudah berusia 32 tahun, namun sudah 15 tahun mempunyai pengalaman menjadi penjaga gawang utama di Italia. Bahkan dirinya sudah tampil lebih dari 100 kali, buat timnas Italia. Banyak sekali memenangkan penghargaan, termasuk trofi Piala Dunia dan empat gelar Serie A (termasuk dua yang terkena skandal Calciopoli).



7.Steve Mandanda – Marseille
Penjaga gawang ini adalah rival Lloris di timnas Perancis, meskipun masih berusia 25 tahun dirinya tampil luar biasa bagi Marseille. Dirinya mungkin sedang menunggu telepon dari Ferguson saat ini, meskipun kemungkinan teleponnya berbunyi sangat kecil.

8. Shay Given – Manchester City
Mungkinkah United melirik penjaga gawang milik rival yang sekaligus tetangganya itu? Mungkin saja, bakat Given tersia-sia musim ini karena Roberto Mancini lebih percaya pada kiper mudanya, Joe Hart.

9.Anders Lindegaard – Manchester United
Dirinya sudah berada di United, penjaga gawang Denmark ini mempunyai prospek yang cerah dan sedang menunggu debutnya di Old Trafford. Dirinya digadang-gadang sebagai the new Schmeichel, kiper Denmark yang sangat sukses di sana.

10.Tomasz Kuszczak – Manchester United
Apakah Fergie akan mempromosikan kiper nomor duanya saat ini menjadi kiper utamanya menggantikan Van Der Sar? Meskipun mempunyai kemampuan untuk itu, namun tampaknya sang pelatih belum percaya
sepenuhnya pada dirinya. Dirinya empat tahun sudah berada di sana, namun masih terus berada di bawah bayang-bayang Van Der Sar.

sumber

Ternyata Pembuat Crop Circle Itu Para Siswa SD

Share |
Puluhan pelajar setingkat SD di Madrasah Ibtidaiyah Matholibul Ulum, Desa Kedungsari, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mempraktikkan pembuatan crop circle atau lingkaran tanaman dengan pola unik di lahan kosong desa setempat. Guru Matematika dan IPA kelas VI MI Matholibul Ulum, Anshori, di Kudus, mengatakan, desain crop circle yang muncul tiba-tiba di Sleman dan Bantul, DI Yogyakarta, belum lama ini menjadi inspirasi memraktikkan ilmu bangun yang selama ini diajarkan di sekolah.
Anak SD pun terinspirasi untuk bisa membuat Crop Circle
“Selama di kelas siswa hanya mendapatkan teori, sedangkan di lahan kosong itu siswa diajak mempraktikkan teori yang mereka terima sebelumnya,” ujarnya. Sebanyak 30 siswa kelas VI yang dilibatkan menggunakan alat dan media yang relatif sederhana. Alat yang digunakan adalah tali rafia, pasak bambu, dan kelompen dari papan.
Ia menjelaskan, teknik pembuatannya, para siswa diminta membuat lingkaran geometris yang terdiri atas lingkaran berdiameter 4 meter—di dalamnya terdapat dua segitiga yang membentuk bintang—dengan merobohkan ilalang hingga terlihat bentuk yang diinginkan. Praktik puluhan siswa tersebut tak membuahkan hasil yang memuaskan karena lahan yang digunakan hanya ditumbuhi ilalang dan bukan padi. Meski demikian, dia berharap praktik lapangan tersebut mampu membuat siswa memahami ilmu bangun dengan berbagai bentuk geometris.
Selain itu, katanya, para siswa mampu memahami fenomena crop circle yang santer diisukan buatan makhluk luar angkasa yang mengendarai unidentified flying object (UFO). “Secara ilmiah crop circle bisa dibuat oleh manusia dengan menerapkan ilmu bangun. Mudah-mudahan praktik ini juga bisa mengajak siswa untuk berpikir rasional terhadap segala bentuk bangun yang ada,” ungkapnya.
Latifatul Mufarokah (12), siswa kelas VI, mengaku senang dilibatkan dalam praktik membuat crop circle yang gencar diberitakan sejumlah media di Tanah Air. “Pengalaman ini merupakan yang pertama dalam mempraktikkan ilmu bangun,” ujarnya. Ia berharap praktik serupa bisa dilakukan lagi sehingga kejenuhan siswa menerima pelajaran di kelas bisa dikurangi. Siswa lain, Arif Budiyanto, berharap praktik lapangan bisa diagendakan setiap periode tertentu agar tidak terlalu tegang dengan sejumlah tugas yang diterima. “Lumayan, bisa rekreasi bersama teman-teman secara gratis,” katanya. sumber

Kapal Titanic musnah tahun 2030

Share |
Bangkai Kapal Titanic akan sirna pada tahun 2030 akibat dimakan bakteri.

Pendapat tersebut muncul setelah pemuan bakteri pemakan besi Halmonas titanicae yang memakan bangkai kapal itu oleh Dr HenSaatrietta Mann dan Bhavleen Kaur dari Dalhousie University di Halifax, Nova Scotia, Kanada, bersama tim peneliti dari Universitas Sevilla, Spanyol, Kamis (13/1).

Bakteri yang ditemukan telah memakan 50.000 ton besi sejak Titanic tenggelam. Melihat aktivitas bakteri memakan besi, Mann dalam wawancaranya dengan FoxNews, memperkirakan umur Titanic 15-20 tahun. "Saya pikir tidak akan terlalu lama setelah itu," ujarnya.

Artinya, kapal yang tenggelam tahun 1912 akan benar-benar musnah sekitar tahun 2030. Kapal terbesar pada zamannya itu tenggelam setelah menabrak gunung es saat melakukan perjalanan trans-atlantik. Sebanyak 1.500 orang meninggal dalam musibah tersebut. Sampai saat ini, kecelakaan Titanic dianggap sebagai salah satu kecelakaan terbesar dalam sejarah. (Yunanto Wiji Utomo)
Sumber: Kompas.com

Manusia pelihara (dan makan) anjing 9.400 tahun yang lalu

Share |

Manusia pelihara (dan makan) anjing 9.400 tahun yang lalu

Hanif Burhani/Fotokita.net
Berdasarkan temuan dia sebuah gua di Texas, para ilmuwan menarik kesimpulan kalau manusia sudah mulai memelihara anjing setidaknya 9.400 tahun yang lalu. Anjing saat itu bukan hanya dipelihara, tapi pada beberapa ritual, anjing dikonsumsi sebagai makanan.

Ilmuwan berhasil mengidentifikasi sebuah tulang--seukuran kuku kelingking orang dewasa--sebagai tulang kondilus di daerah tengkuk. Kondikus adalah bagian tulang yang berhubungan dengan tulang lain di sendi. Tes genetika memastikan tulang tersebut berasal dari anjing, bukan serigala, anjing hutan (coyote), atau rubah.

Tulang tersebut ditemukan di Gua Hinds, barat daya Texas, pada tahun 2009. Gua tersebut, menurut para arkeolog, merupakan tempat berkumpulnya para pemburu sejak 9.000 tahun yang lalu. Hal ini jadi salah satu bukti kalau tulang ini merupakan tulang anjing peliharaan paling tua yang pernah ditemukan. "Klaim sebelumnya berasal dari sekitar 8.000 tahun yang lalu," kata Samuel Belknap III, lulusan Climate Change Institute, University of Maine.

Studi ini juga menemukan serpihan tulang anjing di antara kotoran manusia. Temuan ini mengindikasikan anjing bukan hanya dipelihara sebagai teman, tetapi juga sebagai makanan. Serpihan-serpihan tulang itu ditemukan dalam  kotoran kering oleh Belknap. Tulang itu awalnya tidak tampak dan baru terlihat setelah Belknap membasahi dan menyaring kotoran.

Berdasarkan bukti DNA, para ilmuwan memperkirakan kalau orang sudah mulai membiakkan anjing dari serigala abu-abu sejak 40.000 hingga 15.000 tahun yang lalu. Anjing di Texas ini merupakan perpaduan antara anjing meksiko dan peru.

Bukti-bukti arkeologi menunjukkan kalau orang Amerika asli, seperti Sioux dari Great Plains, menggunakan anjing sebagai alat transportasi makanan. Misionaris dari Spanyol serta penjelajah dari Eropa pada abad 15 mencatat beberapa budaya Amerika yang menggunakan anjing sebagai makanan saat kelaparan atau dalam upacara tertentu. sumber(National Geographic)

Apakah rubah sahabat manusia sebelum anjing?

Share |

Apakah rubah sahabat manusia sebelum anjing?

Christopher Hall/stock.xchng
Sebuah temuan fosil prasejarah di Yordania membuka kemungkinan kalau rubah sempat dijadikan hewan peliharaan sebelum anjing.

Para peneliti dari tim yang dipimpin oleh University of Cambridge menemukan liang kubur berisi tulang manusia dan tulang rubah. Pada laporan yang diterbitkan 27 Januari, mereka menyatakan, rubah itu dijadikan hewan peliharaan dan dikubur bersama tuannya sebagai teman di alam baka.

Kuburan di Uyun-al-Hammam, sebelah utara Yordania itu diperkirakan berumur 16.500 tahun, jauh lebih tua daripada temuan kuburan yang berisi manusa dan anjing yang diperkirakan berumur 4.000 tahun. "Bukti anjing jadi peliharaan ditemukan di Timur Dekat (Near East) di tempat seekor anak anjing terkubur bersama manusia," kata Dr. Jay Stock dari Leverhulme Centre, University of Cambridge.

Jika perkiraan mereka benar, temuan ini merupakan temuan pertama yang menjadi bukti kalau jauh sebelum manusia berburu rubah dengan anjing, manusia bersahabat dengan rubah.

"Hubungan antara manusia dengan rubah ini sepertinya tidak berlangsung lama," demikian tercatat dalam studi. Rubah sepertinya tidak dipelihara secara penuh. Rubah digantikan oleh anjing beberapa milenium kemudian karena anjing lebih bersahabat.

Beberapa studi mendapati kalau rubah dapat dijinakkan oleh manusia. Tetapi, prosesnya tidak mudah karena sifat alami mereka pemalu dan keras kepala.

Temuan hewan yang dikubur bersama manusia merupakan salah satu gambaran besar rumitnya perkembangan budaya komunitas pertanian pada era Neolitik, ribuan tahun kemudian. (sumber: Physorg.com)

Ada 2 ruangan rahasia di Piramida Giza

Share |

Ada 2 ruangan rahasia di Piramida Giza

Patryk Choiński/stock.xchng
Piramida Giza diduga menyimpan dua ruangan tersembunyi yang belum ditemukan. Kedua ruangan tersebut berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan perabotan pemakaman.

Dugaan itu disampaikan Jean-Pierre Houdin setelah mempelajari data seorang ahli sejarah Mesir dari Amerika, Bob Brier, yang digabungkan dengan simulasi tiga dimensi (3D). Penelusurannya tersebut memberi petunjuk mengenai kemungkinan adanya dua ruangan rahasia di jantung bangunan besar itu. "Saya yakin ada dua ruangan depan dalam piramida besar itu dan saya ingin menemukannya," katanya seperti dikutip Discovery News.

Kedua ruangan tersebut diperkirakan sebagai tempat penyimpanan perabot yang digunakan pada kehidupan di alam baka oleh Firaun Khufu yang juga dikenal sebagai Cheops oleh orang Yunani. Menurut Houdin, petunjuk keberadaan ruangan depan itu didapatnya berdasarkan adanya ruangan serupa di Piramida Snefru, ayah dari Khufu. Oleh karena itu, kemungkinan besar rancangan yang sama juga dipakai di Piramida Giza.

Selain itu, balok-balok yang berada  di tembok selatan ruangan sang raja di Piramida Giza mengindikasikan sebuah jalan yang terabaikan yang diduga menuju ke ruangan rahasia dan digunakan para peserta upacara pemakaman sebagai jalan keluar dari piramida. (sumber: Discovery News)

Museum Mesir jadi sasaran penjarah

Share |

Museum Mesir jadi sasaran penjarah

MykReeve
Di tengah kekacauan politik di Mesir karena demonstrasi mendesak turunnya Presiden Hosni Mubarak, para penjarah barang antik memasuki Museum of Egyptian Antiquities, Kairo, memenggal kepada dua mumi dan merusak sekitar 10 artefak kecil lainnya.

Kepala Dinas Barang Antik Mesir, Zahi Hawass, mengatakan para penjarah tidak berhasil mencuri satu pun barang dari museum. Mereka telah tertangkap. Koleksi-koleksi museum kini aman dan berada di bawah penjagaan militer.

Sebelum tentara-tentara tiba, anak-anak muda Mesir bersenjata tongkat yang mereka rebut dari polisi, mengelilingi museum ini untuk mencegah penjarahan lainnya, Sabtu (29/1) pagi. “Mereka berusaha menghentikan para penjarah,” kata Hawass.

Khawatir dengan penjarahan, pihak berwenang memutuskan menutup sejumlah tempat bersejarah dari wisatawan. Personel militer diterjunkan ke Piramida Giza, Kota Kuil Luxor, dan situs-situs arkeologi lainnya.

Namun, museum yang terletak di dekat bangunan-bangunan penting yang menjadi sasaran kerusuhan ini, belum aman. Sebuah markas partai berkuasa di sebelah museum ini rusak berat dan terbakar. “Yang menakutkan bagi saya adalah jika gedung ini rubuh, akan menimpa museum,” tutur Hawass sambil memperhatikan truk pemadam kebakaran menyemprotkan air ke markas partai yang masih membara itu.

Museum yang terletak di Tahrir Square Kairo ini memiliki sekitar 120.000 koleksi. Salah satu yang paling terkenal adalah Topeng Emas Tutankhamun yang memiliki berat 11 kg emas murni. Topeng ini diyakini dapat mewakili rupa Tutankhamun sebenarnya. Tutankhamun adalah firaun dalam dinasti firaun generasi ke-18 yang memerintah antara tahun 1333 hingga 1323 Sebelum Masehi

Museum of Egyptian Antiquities sendiri jadi rumah bagi ribuan artefak yang jadi bukti 4.000 tahun sejarah firaun di Mesir. Museum ini dibangun pada 1835 di dekat Ezbekeyah Garden. Pada 1858, museum dipindah ke tepi Sungai Nil di Boulaq, karena bangunan lama tak muat lagi menampung artefak-artefak kuno. Sayangnya, pada 1878 banjir Sungai Nil menyebabkan museum rusak berat dan koleksi-koleksi harus direlokasi ke museum lain di Giza. Setelah berada di Giza hingga 1902, koleksi-koleksi dipindahkan ke bangunan baru di Tahrir Square ini. (sumber: Associated Press)

Manusia tinggalkan pohon 3,5 juta tahun yang lalu

Share |

Manusia tinggalkan pohon 3,5 juta tahun yang lalu


Iya Astrid/stock.xchng
Nenek moyang manusia berhenti hidup di pohon sekitar 4,2 hingga 3,5 juta tahun yang lalu.

Menurut penelitian yang diterbitkan di Folia Primatologica, alasan perubahan gaya hidup itu bersamaan dengan perubahan habitat pada hutan, menurunnya temperatur, batas musim yang lebih tegas, serta pertumbuhan padang rumput.

"Dengan jarak pohon yang lebih jauh, mereka bisa menghemat energi dengan berjalan kaki," kata Gabriele Macho, pemimpin studi yang juga seorang paleoantropolog dari Catalan Institue of paleontology, Barcelona.

Kesimpulan ini ditarik setelah Macho dan timnya menganalisis tulang pergelangan tangan dari dua hominid yang masih bersaudara: Australopithecus anamensis dan Australopithecus afarensis. Kedua hominid itu memiliki jarak umur sekitar 600.000 tahun. Para peneliti juga menganalisis tulang pergelangan orangutan, gorila, simpanse, dan manusia sebagai perbandingan.

Hominid adalah suku yang mencakup manusia dan makhluk mirip manusia yang sudah punah.

Berdasarkan hasil pemindaian CT beresolusi tinggi, para peneliti mendapati kalau spesies yang hidup di pohon--bergantungan dari pohon ke pohon--memiliki beban lebih banyak pada sisi luar, dekat dengan kelingking. Sementara, spesies yang hidup di darat memiliki beban lebih banyak di daerah sekitar ibu jari.

Tulang pergelangan A. anamensis mirip dengan spesies modern yang tinggal di atas pohon, sementara pergelangan A. afarensis serupa dengan spesies yang tinggal di darat, termasuk manusia modern. 

Artinya, perubahan gaya hidup ini terjadi di sekitar A. afarensis pertama kali muncul, 3,7 juta hingga 2,9 juta tahun yang lalu. Dari studi lain tentang fosil manusia awal, 4,2 juta tahun yang lalu, juga memiliki bukti yang serupa.

Temuan ini merupakan suatu pendekatan yang menyegarkan, demikian menurut profesor biologi dari University of Liverpool Robin Crompton. Ia berharap temuan ini menjadi inspirasi penelitian berikutnya sehingga berbagai misteri bisa dipecahkan. (sumber: Discovery News)

Kamis, 27 Januari 2011

5 Minuman Pelepas Stres di Kantor

Share |
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghyphenhyphengqd7H1fNc48Mq13J1rekHUIk0SfawFuY8PdGETcjMy6rnMtEs8uuo6NWlBFGpkCay_sgzsVExItm8eacYbP8WYpOY9gAoLfTbf2iCR8znAvPCOzuf2tRJWxWjCJPh68ZDNmz82jMWU/s1600/office-christmas-party.jpg
Ketika terjebak dengan rutinitas kantor dan kesibukan kehidupan sehari-hari, stres mudah timbul. Stres juga mempengaruhi kualitas kerja Anda. Sulit konsentrasi, mudah lelah dan pekerjaan tidak terselesaikan menjadi masalah saat stres.

Seperti dikutip Medic magic, ada lima minuman yang dapat dinikmati sebagai penghilang stres.

1. Susu hangat
Ketika Anda merasa bosan dan lelah, minumlah segelas susu hangat. Kandungan tryptophan dalam susu dapat membantu proses metabolisme menjadi serotanin yang berfungsi meningkatkan mood. Kandungan kalsium, magnesium dan kaliumnya juga dapat menurunkan tingkat stres.

2. Cokelat panas
Minuman hangat akan meningkatkan suhu tubuh, sehingga tubuh lebih nyaman. Kandungan zat dalam cokelat juga bisa membuat suasana hati lebih stabil.

3. Teh hitam
Ubahlah kebiasaan minum kopi dengan minum teh hitam, Sebuah penelitian dari University College London, Inggris, menunjukkan, minum teh hitam empat kali sehari selama enam minggu mengurangi hormon kortisol yang memicu stres.

4. Teh hijau
Teh hijau mengandung theanin, yang meningkatkan relaksasi di otak. Hal ini meningkatkan gelombang alfa yang menyebabkan efek menenangkan dan mengurangi gelombang beta yang menciptakan perasaan tertekan.

5. Air dingin
Air dingin juga dapat digunakan untuk mengurangi stres. Tapi, setelah minum, pastikan Anda berjalan di luar ruangan dan menghirup udara segar. Air akan bergerak di dalam darah dan udara segar merangsang produksi endorfin, hormon yang mengurangi stres. sumber

6 Selebritis Cantik Yang Memiliki Pengaruh Buruk

Share |
Kesan glamor identik dengan kehidupan selebriti. Ketenaran dan gaya hidup mewah, membuat banyak orang ingin seperti mereka. Tetapi, kehidupan enam selebriti berikut justru membuat mereka menjadi contoh buruk. Siapa saja mereka?
1. Heidi Montag
Heidi Montag
Model seksi ini sangat cantik dan memiliki tubuh yang proporsional. Tetapi itu sebelum ia melakukan berbagai macam operasi plastik. Dalam waktu satu hari, Montag melakukan 10 prosedur operasi untuk memperbesar payudaranya. Tentunya ini contoh yang tidak baik bagi para wanita.
2. Lindsay Lohan
Lindsay Lohan
Saat masih kecil, ia adalah seorang anak yang manis. Menjelang dewasa kariernya sebagai aktris pun berkembang. Tetapi sepertinya ia mengalami krisis dalam diri yang membuatnya menjadi ‘bad girl‘. Mabuk-mabukan, menggunakan obat penenang, dan masuk penjara, sepertinya jadi hal yang biasa bagi Lilo, panggilan akrab Lindsay Lohan.
3. Paris Hilton
Paris Hilton tiba di Jepang
Kecantikan dan harta yang melimpah sudah dimiliki sosialita yang satu ini. Tampaknya ini tidak cukup. Ia juga ingin mendapatkan ketenaran secara instan. Mulai dari peredaran video pornonya, kegilaannya berpesta hingga penggunaan obat terlarang.
4. SnookiAktris yang terkenal melalui serial televisi ‘Jersey Shore’ ini juga contoh yang buruk dalam hal seks. Foto telanjangnya beredar di internet dan dia tampak santai. Belum lagi foto-foto panasnya dengan berbagai pria.
5. Amy Winehouse
Amy Winehouse
Penyanyi eksentrik ini dulu berpenampilan sangat cantik. Ia memiliki suara yang sangat berkarakter dan dipuji oleh banyak kritikus musik. Tetapi hobi merokok, minum alkohol dan menggunakan obat-obatan terlarang seringkali membuatnya terlibat dalam berbagai masalah.
6. Pamela Anderson
Pamela Anderson
Orang selalu mengidentikannya dengan pose dan busana seronok. Tampaknya Pamela memang sengaja mebuat citra tersebut dan ia sangat berhasil. Ia selalu tampil hot dalam foto, serial televisi, hingga film. Belum lagi video seksnya yang juga beredar luas di internet.
sumber

Pesan Terselubung Dari Crop Circle Sleman Untuk Manusia

Share |
Crop circle yang ditemukan di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (23/1/2011), sebenarnya bukan kali pertama terjadi di dunia. Fenomena itu tercatat muncul sejak tahun 1686. Hingga sepertiga terakhir abad ke-20, lebih kurang 10.000 crop circle dijumpai di 26 negara dunia.
Crop Circle Sleman Yogya
Setiap crop circle memiliki motif berbeda. Motif yang ditemukan di Sleman, misalnya, memiliki kemiripan dengan lambang Cakra Muladhara. Dalam ajaran Hindu, Muladhara adalah cakra yang merupakan fondasi metafisika atau biofisis tubuh manusia. Muhammad Irfan, salah satu pengamat UFO dari Ufonesia, memercayai bahwa crop circle, termasuk yang terjadi di Sleman, adalah jejak alien. “Setiap crop circle memiliki motif sendiri-sendiri. Setiap motif merupakan pesan,” kata Irfan.
Crop Circle Sleman Yogya
Cakra Muladhara dipengaruhi dari unsur-unsur zat padat (Pertiwi) , dimana unsur ini berhubungan erat dengan kebugaran tubuh fisik, hal-hal material, perkembangbiakan, kreativitas. Pengetahuan tentang cakra ini sangatlah penting mengingat Cakra Muladhara merupakan pondasi yang perlu dikokohkan sebelum menuju ketingkatan spiritual yang lebih tinggi. Bila pondasi yang rapuh menyebabkan anda terhalang ditengah jalan. Salah satu faktor yang cukup penting yakni memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari terutama dijaman ini yaitu unsur materialnya
Cakra MuladharaOrang yang cakra Muladharanya aktif dan berkembang cendrung membuat orang tersebut lebih sehat dan kuat karena cakra ini bersifat padat penuh energi, yang mempengaruhi keinginan untuk selalu tetap hidup, teguh pendirian serta mempengaruhi keadaan suhu tubuh. Cakra ini merupakan dasar kekuatan tubuh fisik sekaligus melindungi tubuh fisik dari berbagai energi yang bersifat negatif.
Irfan mengungkapkan, untuk mendapatkan pesan yang utuh, manusia harus menggabungkan setiap motif yang didapati di setiap daerah. “Setiap motif adalah satu kata. Kita bisa merangkai motif di setiap tempat kejadian sehingga bisa menjadi pesan lengkap,” lanjut Irfan.
Crop Circle Sleman Yogya
Crop Circle Sleman Yogya
Mengacu pada jumlah crop circle yang terjadi pada sepertiga terakhir abad ke-20, berarti ada 10.000 crop circle yang maknanya harus dicari. Sebanyak 90 persen dari keseluruhan crop circle itu terjadi di wilayah selatan Inggris. Bagaimana, ada salah satu dari Anda yang mau menafsirkannya? sumber

Benda Asing Disinyalir UFO Tertangkap Kamera Warga di Kalasan Sleman

Share |

Sebuah foto benda asing yang diduga gambar pesawat UFO (Unidentified Flying Object) tanpa sengaja tertangkap kamera seorang warga Kalasan, Kabupaten Sleman, Didit Widiatmoko yang juga salah seorang pegawai Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Gunungkidul. Foto benda asing yang diambil sekitar sepekan dari penemuan crop circle di Dusun Rejosari, Jogotirto, Berbah, Sleman diduga kuat tepat berada di langit kota Piyungan, Kabupaten Bantul.
Menurut Didit Widiatmoko foto benda asing tersebut ditangkap kameranya saat dia sedang mengambil gambar pemandangan di bukit Hargodumilah yang berbatasan antara kabupaten Bantul dan Gunungkidul.
“Semula saya tidak melihat, tapi begitu saya pindahkan ke komputer dan saya perbesar baru terlihat ada benda asing tersebut,” katanya Rabu (26/1) kemarin.
Dijelaskannya foto tersebut diambil pada hari Minggu (16/1) pada pukul 13.20 lalu. Dengan mengunakan kamera yang belum lama dibelinya itu, dia mencoba mengambil gambar pemandangan dari puncak bukit Hargodumilah sebagai kenang-kenagan. Namun dari sekian banyak foto yang diambil ada satu foto yang menunjukkan gambar benda aneh. Dan ketika diperbesar dengan mengunakan komputer nampak jelas gambar benda asing.
Dan ketika dia melihat berita dari media tentang penemuan crop circle dia mencoba mengkait-kaitkan dengan foto yang dimiliki. Namun begitu dia tidak berani berspekulasi dan memastika jika gambar yang dia miliki merupakan gambar UFO maupun bukan. “Saya belum yakin dan masih bertanya-tanya benda asing ini apa,” ujarnya.
Foto milik Didit ini pun menjadi pusat perhatian teman-teman sekantornya untuk melihat. Mereka yang melihat mencoba mengkait-kaitkan dengan penemuan crop circle di daerah Berbah, Sleman. Jika pun benar ini gambar UFO mereka menduga kemungkinan pesawat luar angkasa itu melakukan survey sebelum mencari daerah pendaratan. sumber

10 Pesepakbola yang Loyal Terhadap Klubnya

Share |

Loyalitas bisa dikatakan hal yang langka saat ini. Tapi bukan berarti kesetiaan seorang pemain terhadap klub tidak pernah ada. Beberapa nama bahkan tak pernah berganti klub sejak memulai kariernya. Siapa saja mereka?

10. Pele
(Santos 1956-1974, New York Cosmos 1975-1976)
Pele memang mengakhiri kariernya di klub Amerika Serikat New York Cosmos. Namun sebagai pemain, ia lebih dikenal sebagai legenda Santos selama 18 tahun.

"Real Madrid menginginkan saya, bersama Manchester United dan Juventus," katanya pada Eurocalcio dalam sebuah wawancara tahun 2009.

Pele menambahkan, "Presiden Juventus bahkan hampir mencapai kesepakatan dengan Santos termasuk dukungan dari (pabrikan mobil Italia) Fiat. Saya pikir saya akan bermain di Eropa, tapi saya lebih memilih tetap di tim yang ada di hati saya, Santos."

9. Sepp Maier
(Bayern Muenchen 1962-1979)
Satu di antara segelintir kiper yang bertahan di satu klub - Bayern Muenchen. Maier menjadi andalan mistar the Bavarians selama 17 tahun. Ia meraih berbagai gelar termasuk Juara Dunia bersama nationalmannschaft pada 1974.

Maier hanya kalah oleh kiper Denmark Lars Hogh yang menghabiskan karier 23 tahun bersama Odense BK, tampil di lebih dari 800 pertandingan, sebelum pensiun tahun 2000.

8. Matthew Le Tissier
(Southampton 1986-2002)
Lahir di Guernsy Le Tiss, Tissier berpeluang memperkuat Prancis. Dengan talentanya dia bisa bersinar bersama Les Bleus ketimbang The Three Lions. Namun gelandang serang itu memilih tetap di Inggris meski hanya bermain 8 kali.

Suatu saat rekannya Alan Shearer mengajaknya bergabung ke Blackburn Rovers, sementara Manchester United juga tertarik. Le Tissier memilih tetap di Southampton sepanjang kariernya. Tak salah jika bintang Barcelona Xavi Hernandez mengaguminya dan menyebutnya 'pemain sensational.'

7. Lev Yashin
(Dynamo Moscow 1949-1971)
Terpilih sebagai kiper terbaik Abad ke-20, Yashin dijuluki The Black Spider karena kemampuan refleknya yang luar biasa. Veteran di tiga Piala Dunia, Yashin menjadi satu-satunya kiper yang pernah memenangkan gelar Ballon d'Or pada 1963.

Ia menghabiskan seluruh 22 tahun kariernya bersama Dynamo Moscow. Ia tetap di klub tersebut dua dekade kemudian sebelum wafat tahun 1990.

6. Alessandro Del Piero
(Padova 1991-1993, Juventus 1993-sekarang)
Mampu menyingkirkan karier Roberto Baggio di Juventus Anda haruslah seorang pemain yang spesial. Itulah yang dilakukan Del Piero ketika Si Nyonya Tua merekrutnya dari Padova pada 1993.

Kerap diisukan pindah ke Spanyol dan Inggris, Del Piero yang kini berusia 36 tahun tetap bertahan di Turin. Ketika Fabio Capello pindah ke Real Madrid, dan Juventus terdepak ke Seri B, ia juga memilih bertahan.

“Juventus adalah bagian dari sejarah hidup saya. Saya tak bisa memikirkan saya memperkuat klub lain di Italia. Saya akan tetap di sini sampai akhir,” katanya pada Sky Italia.

5. Jan Ceulemans
(Lierske SK 1974-1978, Club Brugge 1978-1992)
Bagi pendukung Belgia, tentunya takkan bisa melupakan seorang pemain yang begitu dominan menguasai lini tengah Belgia di tahun 1980-an. Ia adalah kapten yang mengantar Belgia ke peringkat empat di Piala Dunia Meksiko 1986 dan pemegang rekor cap tim nasional dengan 96 penampilan.

Ceulemans menghabiskan seluruh kariernya di Belgia. Setelah memperkuat Lierse ia pindahke Brugge pada 1978 dan bertahan selama 14 tahun.

4. Carles Puyol
(Barcelona 1997-sekarang)
Jika AC Milan punya Paolo Maldini maka Barcelona punya Carles Puyol. Rasanya sulit membayangkan pemain 32 tahun yang gampang dikenali dengan rambut kriwilnya itu menggunakan kostum lain selain Blaugrana.

Setelah menembus tim utama pada 1999, ia sempat dirayu Manchester United yang menginginkannya pada 2003. "United salah satu tim terbaik dunia dan semua pemain akan senang bergabung. Jika memang ini bagus untuk klub saya akan pergi, tapi keinginan saya adalah tetap di sini.” katanya."

3. Juan Carlos Plata
(Municipal 1990-2010)
Plata mungkin tak terkenal di Eropa, tapi di Amerika Tengah ia adalah mesin gol selama dua dekade. Striker ini memecahkan banyak rekor selama di Municipal, memenangkan 15 gelar dan mengejutkan Brasil ketika membuat gol balasan yang menahan raksasa dunia itu di Piala Dunia 1998.

2. Ryan Giggs
(Manchester United 1990-sekarang)
Sejak memulai kariernya di tim junior Manchester City, Giggs tak pernah lagi berniat meninggalkan The Red Devils. Ia menghabiskan lebih dari dua dekade di Old Trafford. AC Milan pernah menawarkan transfer luar biasa bagi Giggs demikian juga dengan presiden Inter Milan Massimo Moratti yang mengagumi pemain sayap asal Wales ini. Tahun 2003 Giggs dilamar Inter yang siap memberikan striker Brasil.

"Tak ada alasan serius kenapa saya harus meninggalkan klub ini. Memang pernah ada rumor pada 2002/2003 yang mengatakan saya bergabung dengan Inter tapi tak pernah terjadi," katanya.

Dengan 11 gelar Liga Primer dan mungkin akan bertambah lagi, Giggs seperti bukan pemain yang sudah berusia 37 tahun.

1. Paolo Maldini
(AC Milan 1985-2009)
Bicara AC Milan maka bicara soal Paolo Maldini. Sejak memulai debutnya di umur 16 tahun, Maldini tak pernah meninggalkan Rossoneri. Ia memenangkan 7 gelar Scudetto dan 5 gelar Eropa, Maldini adalah ikon kesuksesan klub San Siro itu selama lebih dari 20 tahun.

Bersama Franco Baresi dan Giuseppe Bergomi, Maldini bertahan di Milan sepanjang kariernya. Ia sempat dirayu mantan rekannya Ruud Gullit untuk bergabung dengan Chelsea pada 1997 namun ia bertahan sampai mengakhiri karier pada 2009.

Nama Maldini sepertinya akan berlanjut karena dua anaknya Christian dan Daniel adalah pemain di klub junior Milan.

sumber

7 Benda Aneh yang dijual di eBay

Share |
eBay adalah pasar lelang online teramai di dunia. Banyak barang yang dijual di sana. Namun, tahukah Anda bahwa ada benda-benda aneh yang dijual di sana? Bila belum, cekidot di bawah ini.
1. Slightly Used Nuclear Missile Silo
eBay memiliki beberapa hal aneh yang dijual,,tapi kali ini yang aneh rudal nuclear 1 silo dijual disini. Terletak di Central Washington Larsen Air Force Base, tempat ini memiliki 57 hektar di atas tanah dan memiliki daerah besar yang terdiri dari 16 bangunan dan ribuan kaki yang terhubung keterowongan bawah tanah. Kini tawaran itu sampai $ 1,5 juta.
2. Negara Belgia di jual di eBay
Negara Belgia nmerupakan salah satu negara yang pernah menjadi salah satu benda yang dijual di eBay. namun pada akhirnya negara tersebut tidak jadi di jual setelah tawaran mencapai 10 juta Euro ($ 14 juta). Belgia eBay Manajer PR, merica Burin, mengatakan, ‘Itu adalah salah satu sejarah yang benar-benar menyenangkan yang dibuat oleh Belgia. Orang ini, dengan cara yang sangat lucu, mengingatkan Belgia negara besar yang karena dijual dan merupakan salah satu hal yang memalukan.
3. Berlian Terbuat dari Rambut Beethoven Seharga $1M
Diamond Beethoven terbuat dari karbon yang diperoleh dari beberapa helai rambut Beethoven. Itu salah satu dari tiga berlian diciptakan, tetapi satu-satunya yang akan tersedia untuk umum dengan harga satu juta dolar.
4. Villa Mewah Colani di Pulau Majorca Dijual di eBay
Dikenal sebagai Villa Colani, terinspirasi oleh desainer legendaris Luigi Colani, kawasan mewah selesai pada tahun 2009.
Lebih dari 1.230 kaki persegi terbuat dari emas 24 karat, emas ditimbang £ 60 dan pada biaya waktu lebih dari $ 1 juta, digunakan di kolam renang dan rumah. Pintu Colani eksklusif, serta pintu dengan lima pintu masuk lainnya, semua dihiasi dengan kristal Swarovski asli artistik inset ke dalam panel sehingga mereka berkilau baik dari luar dan dalam rumah. Villa Colan di dijual $ 28.000.000
5. Istri Yang Dijual Oleh Suaminya
Dalam upaya untuk mendapatkan dirinya keluar dari kesulitan keuangan, ada orang yang hidup di Brasil memutuskan untuk menjual istrinya. Dia menulis iklan dan diposting di situs web populer, menawarkan dirinya untuk harga perkiraan sebesar $ 55. Butuh waktu cukup lama, namun pemerintah akhirnya mengetahui iklan tersebut dan segera memerintahkan agar iklan tersebut akan dihapus dari website eBay.
6. Buku 340 tahun William Shakespear
copy 340 tahun dari Pericles William Shakespeare, Prince Of Tirus telah dijual di eBay pada tahun 2003 untuk seharaga £ 5m. Naskah ini adalah salah satu dari hanya beberapa salinan yang selamat dari Kebakaran Besar London pada 1666
7. Yacht Deposit ($85 million)
Barang paling mahal yang di jual di eBay adalah kapal pesiar yang dilelang oleh Fort.Lauderdale, FL perusahaan yang berbasis, 4Yacht dan dirancang oleh arsitek Frank angkatan laut Mulder dari Mulder Desain.
Kapal pesiar ini ditawarkan untuk pelelangan eBay November 3, 2006 dengan harga awal sebesar $ 85 juta. Harga yang dibayarkan deposit anda 50% dari harga pembelian penuh dari total $ 168,000,000.00.
Beberapa fitur luar biasa dari kapal pesiar meliputi: berbagai 16.000 NM, garasi helikopter, dan empat belas suite VIP multi-level dengan panorama views.

sumber

Selasa, 25 Januari 2011

Cara Mendeteksi Benda Pusaka Bertuah

Share |
Benda pusaka itu baik berupa keris, tombak, pedang, batu akik, maupun kayu, sering jadi rebutan setiap orang. Konon, dengan memiliki benda pusaka, niat dan keinginan apapun dapat mudah tercapai. Namun jangan pernah tertipu. Kehebatan benda pusaka sangat di tentukan oleh khodam yang bernaung di dalamnya.Lantas bagaimana cara mendeteksi apakah benda pusaka itu memiliki khodam atau tidak?

PERAN EMPU
Sebuah benda pusaka di kategorikan bertuah atau tidak? Tergantung siapa pembuat bendä2 bertuah itu.
Bila si empu kesaktianya tinggi, khodam biasanya dari jin-jin muslim.
Bila kesaktian si Empu rendah, khodam berasal dari siluman atau syetan.
Dan masing-masing khodam akan membentuk perilaku sang pemilik.
Bila pembawaan pemilik selalu mengarah ke hal-hal yang menyesatkan. Dpt di pastikan keris itu di huni khodam siluman.


Bila pengaruh aura benda pusaka sll positip, itu berarti berkhodam
Di Endonesia ada 2 generasi empu.
Pada masa keemasan Mataram.
Pada masa para masa para wali penyebar islam.
Proses Pembuatan Keris
Tiap pamor membutuhkan 4o hari.
Pamor yangg timbul pada keris berasal dari goresan-goresan atau tempaan tangan si empu.
Tiap pamor di isi khodam bisa ratusan khodam.

CIUM BAU
Keluarkan keris dr sarungnya.
Cium baunya
Bila berbau Kasturi mekkah bisa jd keris itu adalah peninggalan wali.
Misik kobra, biasanya berasal dari zaman mataram.
Kedua aroma tsb bukan berasal dr minyak wangi kasturi. Tapi dr tempaan tangan empu.
Dan bau imi tdk akan hilang, meski usia benda itu sudah ratusan tahun, di rawat berkali2, bahkan di beri minyak wangi lain.
Bila berbau anyir dr ujung hingga beberapa bagian tengah. Berarti keris itu telah digunakan untuk membunuh.
Bau anyir itu berasal dr darah yg membeku. Selain itu,warna di ujungnya terlihat kusam.

UMPAN HEWAN.
Taruh keris di wadah yg sekitarnya di taruh beberapa butir beras atw makanan Hewan lain.
Hewan yg dpt di pancing untuk membuktikan adalah ayam, burung, kucing atw anjing.
Tunggu reaksi hewan.
Jika mendekat dan berebut makan, berarti pusaka itu sudah tidak memilikì tuah lagi. Khodam bisa jadi sudah pergi atau memang berpindah ke tempat lain.
Jika berbalik menjauh. Berarti benda bertuah itu masih memiliki khodam dan bertuah.
Jika Anjing atw kucing. Seolah2 menerkam. Berarti keris atau benda bertuah itu masih ada khodam yg kekuatanya lemah.D. Anjing atw kucing lari tunggang langgang. Berarti khodam itu jauh lbh kuat.

CERMIN
Sediakan cermin berukuran sedang.
Keluarkan keris dr sarungnya.
Taruh keris di belakang cermin, dg ujung menghadap kedepan.
Lihat dr depan, benda pusaka itu berubah mjd mahluk tertentu. Misal ular,macan, kera, dll .
Bisa dilihat secara kasat mata, meski benda pusaka itu di taruh di belakang cermin, yg biasanya tertutup kertas.

TERGANTUNG PEMILIK
Bagi orang2 tertentu bisa dirasakan melalui getaran aura yg di timbulkan.
Bilamerinding berarti Berarti khodam itu sangat kuat.
Bila tdk ada reaksi apa apa, bisa jadi khodam keris itu tdk ada.
Sebuah benda pusaka dpt di gunakan untuk berbagai keperluan. Tergantung niat dan tujuanya.
Inti kekuatan benda pusaka terletak pada khodam. Jika si pemilik berniat menggunakan benda pusaka itu untuk kesaktian, maka khodam di dalamnya tinggal di arahkan saja.
Jenis Khodam.
Khodam laki2. Untuk kesaktian, jabatan, dan gagah2an.
Khodam perempuan, untuk pelet, bisnis, kemakmuran dll.
Jadi, kalau sudah tahu khodam di dalam benda pusaka. Tinggal di sesuaikan saja dg permintaanya agar hasil maksimal.
Dg demikian, peluang tertipu oranglain pun dpt di minimalkan.

sumber

Kamis, 20 Januari 2011

Oslo Opera House / Snohetta

Share |

Architects: Snohetta
Location: Bjørvika, Oslo, 
Client: Ministry of Church an Cultural Affairs
Area: 38.500sqm
Construction start: 2004
Completion: 2007
Contractors: 55 contracts
Geological Engineer: NGI
Structural Engineer: Reinertsen Engineering ANS
Electrical Engineer: Ingeniør Per Rasmussen AS
Theatre Planning: Theatre Project Consultants
Acoustics: Brekke Strand Akustikk, Arup Acoustic
Artists, integrated artwork: Kristian Blystad, Kalle Grude, Jorunn Sannes, Astrid Løvaas og Kirsten Wagle
Photos: Snohetta, Nina Reistad, Statsbygg, Erik Berg & Nicolas Buisson

About the Building Client and the User

Statsbygg is ’s largest civil property manager, with 650 employees. It is the state’s main consultant on building and property issues, development and management. Statsbygg is a management company under the Ministry of Renewal and Administration, but provides services and support to all ministries and state organs.
In 1998 the National Assembly decides that Statsbygg would be the building client for the new operahouse, responsible for planning and management. Statsbygg procure services in the private sector, but are responsible for professional coordination and quality control of the consultants, contractors and suppliers.
The Norwegian  and  is the building’s end user. They are ’s largest music and theatrical institution. Their core purpose is to be the national producer of , , music and dance theatre, and concerts. They intend to have approx. 300 shows and 250,000 visitors per year. The Operahouse will be a workplace for approx. 600 employees from more than 50 professions.

Architect’s description

The operahouse is the realisation of the winning competion entry. Four diagrams, which were part of the entry, explain the building’s basic concept.

“The wave wall”

 and  are young artforms in . These artforms evolve in an international setting . The Bjørvika peninsula is part of a harbour city, which is historically the meeting point with the rest of the world.. The dividing line between the ground ‘here’ and the water ‘there’is both a real and a symbolic threshold. This threshold is realised as a large wall on the line of the meeting between land and sea,  and the world, art and everyday life. This is the threshold where the public meet the art.

“The Factory”

A detailed brief was developed as a basis for the competition. Snøhetta proposed that the production facitities of the operahouse should be realised as a self contained, rationally planned ‘factory’. This factory should be both functional and flexible during the planning phase as well as in later use. This flexibility has proved to be very important during the planning phase: a number of rooms and romm groups have been adjusted in collaboration with the end user. These changes have improved the buildings functionality without affecting the architecture.

“The Carpet”

The competion brief stated that the operahouse should be of high architectural quality and should be monumental in it’s expression. One idea stood out as a legitimation of this monumentality: The concept of togetherness, joint ownership, easy and open access for all. To achieve a monumentality based on these notions we wished to make the  accessible in the widest possible sense, by laying out a ‘carpet’ of horizontal and sloping surfaces on top of the building. This carpet has been given an articulated form, related to the cityscape. Monumentality is achieved through horizontal extension and not verticality.
The conceptual basis of the competition, and the final building, is a combination of these three elements – The wave wall, the factory and the carpet.

Urban situation

The operahouse is the first element in the planned transformation of this area of the city. In 2010 the heavy traffic beside the building will be moved into a tunnel under the fjord. Due to its size and aesthetic expression, the operahouse will stand apart from other buildings in the area. The  clad roofscape forms a large public space in the landscape of the city and the fjord.
The public face of the operahouse faces west and north – while at the same time, the building’s profile is clear from a great distance from the fjord to the south. Viewed from the Akershus castle and from the grid city the building creates a relationship between the fjord and the Ekerberg hill to the east. Seen from the central station and Chr. Fredriks sq. The catches the attention with a falling which frames the eastern edge of the view of the fjord and its islands.
The building connects city and fjord, urbanity and landscape.
To the East, the ‘factory’ is articulated and varied.
One can see the activities within the building:  reheasal rooms at the upper levels, workshops at street level. The future connection to a living and animated new part of town will give a greater sense of urbanity.

Collaboration with artists

For Snøhetta, close collaboration with artists has always been an important part of building projects. As early as the competition stage, artist were invited in as collaborators, and the wished to continue this from the beginning of the design phase. Snøhetta have tried to avoid having artist apply ‘decoration’ to the architecture, prefering to allow for an open dialogue between artists, artisans and professionals with various approaches to important building elements. With the operahouse, the architect intended that both the large  clad roofscape and the aluminium clad facades should be approached as collaborative endeavours.
An early collaboration was established for the sone roof with artists: Kristian Blystad, Kalle Grude og Jorunn Sannes. One year later, in accordance with the guidelines for state funding building projects, a committee for integrated artwork was established. This committee engaged the artists Astrid Løvaas og Kirsten Wagle to collaborate on the design of the metal cladding elements.

Choice of materials

The materials, with their specific weight, colour, texture and temperature, have been vital to the design of the building. Snøhettas architecture is narative. It is the materials which form the defining elements of the spaces. It is the meeting of the materials which articulates the architecture through varied detail and precision.
In the operahouse, three main materials were specified as early as the competition entry: White for the ‘carpet’, timber for the ‘wave wall’, and metal for the ‘factory’. During the continued work on the project, a fourth material, glass, which allows for the exposure of the underside of the ‘carpet’, has been given specific attention.
After an international tender competition, th italian , La Facciata, was chosen. This is a which, in common with other marbles, retains its brilliance and colour even when wet. It has the necessary technical quality in terms of stabitity, density, and longevity. The producer, Campolonghi, has had the professional ability, capacity, and experience necessary for such a large and complex project.
The accessibble area of the ‘carpet’ is approx. 18,000 m2. Its detailed design has been important: the architect desired that it should not interfere with the general dorm of the building but that it simultaneously was articulated enough to be ineresting at close quarters.
Together with the artists several alternatives were proposed before a particular non repetitive pattern with integrated riased areas, special cuts, various surface textures, and specific details were designed to articulate the main geometry.
Timber
Oak has been chosen as the dominating material for both the ‘wave wall’ and the main auditorium.
For the wave wall it has a light and varied surface. Oak is used throughout for the floors, walls and ceilings. The wave wall has a complex organic geometri made up of joined cone shapes. It is also an important acoustic attenuator within the foyer space. To achieve these goals it is made up of smaller elements which can deal with the changing geometry and provide acoustic absorption.
Inside the auditorium oak has been chosen for a number of reasons: It is dense, easily formed, stable and tactile.
The oak has been treated with amonia to give a dark tone. Here too oak is used for floors, walls, and ceilings, as well as balcony fronts, and acoustic reflectors.

Metal
An operahouse is designed and built to have a long lifespan. This means that a simple, modern metal cladding, such as we associate with factories and workshops, needs to be re-evaluated and redesigned.
After a consideration of aesthetics, longevity, maleability and the possibility to make very flat panel, aluminium wa chosen. To give the panels further quality, a collabarative process was begun with two artists.
The design team initially aimed for an industrial modulrity but that the panels themselve should have greater visual quality. The panels were punched with convex spherical segments and concave conical forms. The pattern was developed by the artists based on old weaving techniques.
In all, eight different panels were designed which give a constantly changing effect depending on the angle, intensity and colour of the light playing on them.
Glass
The high glass facade over the foyer has a dominant role in the views of the building from the south, west, and north. Early in the project it was realised that this glass faced was more important than previously assumed, both during the day and night when it would act as a lamp illuminating the external surfaces.
The glass façade is up to 15 meters high. It was the architects intention to design a glass construction with an absolute minimum og columns, framing, and stiffening in . The solution was to use glass fins where minimised  fixings are sandwiched inside the laminates.
The requirements for the glass’s stiffness increased due to the desire for large panels and slim joints where the panels meet.
Thick glass of this sort tends to be quite green rather than transparent. It was therefore decided that the façade of the operahouse would use low iron glass.
plan 1

Plan solution, general arrangement

The building is split in two by a corridor running north-south, the ‘ street’. To the west of this line are located all the public areas and stage areas. The eastern part of the building houses the production areas which are simpler in form and finish. Comprising 3 to 4 storeys above ground. There is also a basement level – U1 – below this part of the building. The sub stage area is a further 3 storeys deep.
The building’s western part
A  clad plaza leads the visitors to the foyer and other public areas. A secondary entrance on the north façade gives firect access to the restaurant and foyer. To the south, the foyer opens up to the inner oslo fjord and views of Hovedøya island. To the west and north it is views of the city which dominate, while the auditoria lie to the east. There can be as many as 1900 audience members in the building. 1400 in the main auditorium, 400 in stage 2 and 150 in rehearsal room 1, which doubles as a black box theatre.
There is a brasserie to the south of the foyer, a restaurant to the north and several bars which can be run separately from the performances. Service functions such as education spaces, cloakrooms, toilets, information/ticketing desk and diverse smaller rooms are located around the foyer. From the foyer, at ground level, and from the public galleries, access is provided to the two main auditoria.
The large stage area occupies a significant part of the building footprint. Here is the main stage (16m x16m) with an 11.8m deep substage, two side stages and two rear stages, as well as a scenery hall and store. There is a free height of minimum 9m throughout these areas. Storage for the backdops is located above the rear side stage. Finished scenery for several performances and acts can stand ready on the rear and side stages as well as below stage. In addition, the large rehearsal room is located in direct connection to the stage areas and can provide further scenery storage should this be necessary.
The orchestra rehearsal room – an acoustically sensitive space – is also located in the western part of the building – at basement level. This hall is the orchestra’s most important rehearsal space and can also be used for recording purposes. The requirement for variable acoustics is achieved by the use of adjustable panelling and drapes. The room can achieve similar acoustics to the main auditorium.
A passage from the foyer, along the southern façade, leads to rehearsal room 1 allowing it to be used as a public performance space.
The same area of the building at the upper levels houses sponsor lounges and a VIP room.
The building’s eastern part
To the east of the ‘ street’ are located all the production and administration areas; approx 1000 rooms of varing size and function. The  street is the main communication artery for all the employees – almost 600 persons from more than 50 professions.
A large loading dock running east west splits the back of house area in two. Here also, the dimensions of the space are given by the size of scenery elements, up to 9m high.
To the north lie the ‘hard workshops’ where the scenery is made. Several professions have their workspaces here, carpenters, metalworkers, painters and decorators. The finished scenery is moved through the loading dock and directly into the rear stage area.
To the south lie all the other functions necessary to serve the needs of the dancers and singers: ‘Soft workshops’ with costume production, wigs, hats, gloves and make up areas. Also administration and changing rooms are located here.
A spaceous green courtyard is at the heart of this area on levels U1 and Ground.
Most of the changing rooms house 4 performers with all the necessary costume and make up for each show. The rooms are also intended to be a place for relaxing and concentrating and are therefore equipped with a day bed.
The  and  departments have several large rehearsal rooms in this zone on levels 3 and 4. and it is possible to transport scenery from the loading dock to the rehearsal spaces on level 3 via an elevator with a clear height of 6m. The largest of the rehearsal rooms has a clear height of 9m and is as large as the main stage. This allows the dancers to practice a complete performance. All these spaces have walls with acoustic attenuation. There are also a number of small rehearsal rooms at palan 2.
The wig makers, make up artists, and dressers are located closer to the stage at level 1 (ground). From here the artistes can access the stage areas at ground level or from the basement.
At level 2 there are msic archives, offices, and support functions for the orchestra as well as a health center and gym.
Level 3 houses the administration department with a large canteen wo the south with a overlooking the fjord.

The main auditorium

The main auditorium is a classic horseshoe theatre built for  and . It houses approx. 1370 visitors divided between stalls, perterre, and three balconies. Technical spaces occupies the area above balcony 3.
The orchestra pit is highly flexible and can be adjusted in height and area with the use of three separate lifts.
On each side of the stage are mobile towers which allow for adjustments in the proscenium width for  or  without damaging the acoustics of the hall. Reverberation time is fine tuned using drapes along the rear walls and control rooms for sound and light are located to the back of the hall.
The form of the auditorium is based on several relationships: short distance between the audience and the performers, good sight lines, and, above all, excellent acoustics. The architectural intentions for a modern auditorium with traditional, acoustic musical performance have been developed in parallel with requirements for visual intimacy and acoustic excellence. In older  halls acoustic attenuation was often achieved by using rich decorative, sculptural elements on most surfaces. In this case the requirements have been met with a clean, carved aesthetic using a modern formalistic language.
The requirement for a long reverberation time results in a room with a large volume. In this case the volume is increased by the use of a technical gallery which cantilevers out over the walls below, giving the hall a T shaped section. The main structure of the  clad roof above is included in the volume of the hall rather than being hidden behind a false ceiling.
Optimum acoustics have been achieved by the following methods:
• We have, also as an aesthetic move, given the balcony fronts a geometry which changes relative to its location in the room and the acoustic function necessary in each location. At the sides the form reflects sound back down to the audience whilst at the rear it sends soungs in multiple direction to avoid focussing.
• The oval ceiling reflector visually finishes the hall and also reflects sounds in very specific ways. The same principle is used as with the balcony fronts.
• The rear walls at each level are made up of convex panels to avoid focussing and to spread sound evenly through the room.
• The geometri of the interlying walls, main orchestra reflector, and the mobile towers are modulated to scatter sound around the space. Using timber staves of varying dimensions to modulate sound of different wavelengths.
• All the surfaces are of relatively dense materials to avoid high frequency vibrations. Balcony fronts are 50mm solid oak where the rear wall panels are 100mm MDF with oak veneer.
The double curvature of the balcony fronts and oval ceiling ring are made of pre-fabrcated oak elements made of solid stave glued together, amonia treated and the routed from 3D computer drawings before oiling and polishing. The dark coluour is particularly suited to the theatre space and the oak gives a rich, warm, and intimate feel to the space.
The seats are designed to absorb as little sound as possible. Materials are dark timber and a specially design orange red fabric as a counterpoint. Text display screens are built into the seat backs so that the audience can individually choose to read the libretto in a number of languages.
The auditorium is illuminated by a snøhetta designed chandelier in the form of a shallow lens as well as inbuilt LED fittings in the cailigs and floor.
The chandelier
The chandelier, which is suspended inside the oval reflector, is an important element in the hall as performs several tasks. It is the auditoriums main source of illumination, using LED for the first time in such a setting. It weighs 8.5 metric tons and has a diameter of 7m. It is made up of 5800 hand cast glass crystals through which 800 LED lights shine. This bathes the room in a cool diffuse light. The whole chandelier can be lowered to the floor for maintenance.
It is also an important acoustic reflector. This explains the particular form which scatters and diffuses sound. The distance between the strips of crystals increases towards the stage to allow a greater amount of sound to pass through and therefore contribute to the reverberance of the space. It is placed forward of the centre in order to allow unhindered sightlines from the follow spot room on the rear of the oval reflector.
Finally it forms a visual closure to the hall itself to take attention away from the technical spaces and structure above.
The stage curtain
The stage curtain is also an important element in the auditorium. Together with the chandelier and seat fabric it is a contrast to the dark timber. It has been made by the american artist Pae White, following an international competition. She has worked with digital images of aluminium foil which reflects and adopts the colurs of the auditorium. These images are then transferred to a computer driven loom.

Stage 2

Stage 2 can, depending on the chosen seating configuration, house an audience of up to 400. It will be used by both  and , as well as for banquet functions, rock concerts, experimental performances and children’s theatre. It is a multi use hall where the seats, which are on large wagons, can be repositioned in a number of different configurations. There are 2 large elevators which form an amphitheatre, orchestra pit and transport seating wagons for storage in the basement.
The area which is normally the stage is made up of removable floor elements. The auditium has no flytower but rather an extensive motorised pully system to hang and transport scenery, backdrops and acoustic reflectors when necessary. A 9m high sliding gate connects the stage area with the back stage zones and scenery stores. The reverberation time in the hall can be damped down for amplified performances.
The client required an auditorium with the flexibility of a black box but with an amount of architectural quality and identity. These to requirements are generally considered to be mutually exclusive, but after close discussions with the end user, a solution was found where of a black box has a high quality cotrasting, freestanding structure placed inside it.
This ‘object’ has rounded, high gloss, red paneling on the outside and a cooler metallic silver finish in towards the stage.
Four technical bridges span across the space at high level housing lighting and ventilation and forming an important visual and acoustic ceiling.
Between the columns, large, black painted doors and removable panels are used to adjust to different configurations. These panels have also been given acoustic consideration.

Interiors

The exterior of the operahouse becomes diffuse as night falls. The large timber ‘wave wall’ in the foyer is illuminated and the building takes on a completely different character. The interior becomes the façade. It shows how interdependent the interior and exterior of the building are.
The building’s architectonic ideas and concepts have also been used in the buildings interiors. The task has included considerable interior planning based on the schedule of rooms, functions, colours, materials, and surface treatments, coordinating lighting schemes, technical instalations, built in furniture, wet rooms, kitchen solutions, elevator cars, fittings and fixtures.
It has also encompassed design and coordination of the end user equipment and loose furnishings.
Cooperation between the various architectural diciplines has been vital.
Interiors concept, public spaces
The experience of the buildings exterior clearly requires that the interiors be of equally high architectural quality.
On entering the building one is first lead in under the lowest part of the sloping roofscape. Where the ceiling falls to meet the floor.
This area is used for the public cloakroom where a copse of slim columns hold the visitors coats. Further out into the foyer, four volumes hold up the roof. The perforated, illuminated cladding of these is another example of integrated artwork. In this case by Olafur Eliasson. These white form house the public toilets. Moving out into the open space of the foyer one is below an expance of white, sloping cailing held up by angled white columns which meet in clusters at floor level.
The grand staicase is peeled out of the wooden wall and leads up to 3 galleries around the auditorium. Thus providing access to the upper levels of the hall.The interior of the wooden wall has an intimate feel in contrast to the open, white foyer.Dark light locks lead the audience into the heart of the building. The main auditorium.The feeling is of being inside a carved out piece of timber, or perhaps within a musical instrument.
Furnishings and equipment in the public areas
The interior, from cloakroom to auditorium can be described as a formalistic journey which takes the visitor from the open unknown to the enclosed and secure. The level of abstraction to be seen in the outer spaces ahs made it natural to minimise the number of recognisable builing elements and details.
At the same time it has been a clear aim that the furniture elements use the same design language as the building as a whole.
Larger elements such as bar counters, shop fittings, ticketting desk, and cafè interiors are either integrated in larger building forms or designed as free standing sculptural forms in white corian. These can be completely closed down when not in use.
The cloakroom and foyer are further furnished using simple seating forms and high tables made of  plate coated with industrial rubberized black lacquer. Upholstery is with flat sheets of felt and sheep skin. Signage is made of the same black  and white glass surfaces complete a number of the interior elements.
Furnishing of the production areas
These zones are designed around eronomics, functionality, and experience. The harde workshops are rational rooms where the logistics of mechanisation dominate the design. Wig and make-up workshops have been provided with specially designs workstation modules specific to the user’s requirements. The costume department, which is a hectic space full of activity has been given solution specific to its complex logistics.
The three artforms; , , and orchestra all have their requirements for changing rooms fulfilled with standardised but purpose built furniture. However, the orchestra have larger, 10 man changing rooms with areas for unpacking instruments, rest, and changing prior to a performance, amd with shared access to toilets and showers. The , choir and soloists have smaller 4 or 6 man rooms with person specific places and showers shared with the neighbouring room.
For the  these rooms function as a home base in a day filled with training and rehearsals.
All the changing rooms are specially design with fitted, standardised furniture, make up tables, day beds and cupboards.
A great deal of work has gone into designing the rehearsal spaces for the different groups. These are important working spaces, with optimised acoustics, ventilation, and lighting. The intention has been to provide a great deal of spacial quality and the acoustic wall panelling in particular contributes to this.
Material use in the production areas
The brief for these area specifies that they should be simple and inexpensive. This means that they are of general office quality with painted walls and linoleum flooring. This works well as a neutral background to the ’s colourful costumes and stage elements which enliven the spaces.
The colour palette is therefor quite simple and neutral.
The open courtyard forms a central reference point to the production areas and the corridors which encircle it are given a dark colour to make orientation easier.
The rehearsal rooms have different characters for ,  and choir.. The  spaces are light and airy with views over the fjord to the south. Whilst the choir space is more introvert with daylight from a high clerestory window facing east. Enclosing the musical experience. Colours and materials have a warmer, darker hue.
Furniture and end user equipment
Even though the building is large, there is little loose furniture. We have attempted to to simplify and standardise the choice of furniture and relate it to the building’s architectural design. A small number of quality furniture producers have been chosen and the pieces have a clean, contemporary design which is simultaneously classical enough to be timeless.

Landscaping

The ’s landscape comprises of the  roof, additional  clad areas, and the areas between the building and the surrounding streets. Access to the plaza and the main entrance is over a  clad footbridge over the  canal. The plaza forms a part of a public promenade and cycle lane which continues around the west and south sides of the building, and eventually coming to a planned bridge over the Aker river to the east.
As early as the competition entry, Snøhetta proposed that the roofscape should be openly accessible to the general public and that it should be clad with white . Today the building’s defining feature is the characteristic geometry of the roof as it rises from the fjord and is laid out like a carpet over the public areas. An important move has been to introduce channels along the roof edges with ramps and steps. This allows the integration of regulation height balustrades with raising the line of the roof itself.
To achieve enough acoustic volume in the auditorium, the roof has been raised indepently inside the line of the balustrades. This has created a new viewing point from which the city and the fjord can be experienced. The roofs are mostly too steep for wheelchair use but access to the near flat, upper areas is provided via a dedicated elevator.
The surface treatment of the , its pattern, cuts and lifts which create a shadow play, have been designed in close collaboration with the artists. The white  is ‘La Facciata’ from the Carrara quaries in Italy. The north facede and all the  cladding which is in contact with water is a norwegian granite called ‘Ice Green’
Prototypes and tests at full scale were studied at the contractor’s facitities before the final choices were made for colour nuance and surface texture. A running quality control regime has been implemented throughout the production process
Adjacent areas During the building period it became clear that rapid and considerable settling of the ground level around the building would need to be addressed.
Large areas of gravel which is designed to take local vehicular traffic have been laid around the building footprint. This is easy to adjust as the ground sinks relative to the building which is founded on the bedrock. Trees are planted in the gravel areas, and a zone of street furniture is located along the pavement line with cycle parking, benches and specially designed streetlamps in stainless . The pavements are of asphalt with black granite edges and larger areas of granite paving wto highlight the entrances to the restaurant,  street, and stage entrance. The dark grey colur palette is a clear contrast to the light  and aluminium of the building itself within a cool monochrome language.
Landscaping of the surrounding areas has been designed in collaboration between Snøhetta and Bjørvika Infrastructure who have been responsible for the planning of the street around the operahouse.
Courtyard
The courtyard is a garden in the middel of the production area of the building. Surrounded by facades of black glass, aluminium and timber and open to the sky. There is direct access to the courtyard from ground and basement levels while the upper levels experience it as a green lung deep inside the building. In front of the sound insulated rehearsal rooms at basement level, vegetation has been planted to form a screen. The floor of the courtyard is a composition of timber dekking, white , and green areas. A  cladd stair connects the two levels. Grasses, climbing plants and perennials are planted around clusters of cables reaching up to the upper levels and providing shade to the facades.
sumber
google translate

Arsip Blog

Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free!