Jumat, 12 November 2010

Dokter Cantik yang dikejar-kejar Pasien

Share |

Rosa Rai Dokter Cantik yang dikejar-kejar Pasien


ROSA Rai Djalal, istri Dubes Indonesia untuk AS Dino Patti Djalal, akhir-akhir ini menjadi perhatian publik, terutama saat kunjungan Obama ke Indonesia sang dubes Dino menarik dengan keras istrinya itu, dan jabatan tangan yang lama dengan Presiden Barack Obama .

Rosa Rai, Dokter Cantik yang Dikejar-kejar Pasien - ROSA-OBAMA_2.jpg
Rosa Rai, saat berjabat tangan dengan Presiden Barack Obama
Rosa Rai, Dokter Cantik yang Dikejar-kejar Pasien - Rosa-Rai-Djalal_dan_Dino-Pati-Djalal_B.jpg
Rosa Rai bersama suami Dino Patti Djalal dan anaknya.
Rosa Rai, Dokter Cantik yang Dikejar-kejar Pasien - Rosa-Rai-Djalal_dan_Dino-Pati-Djalal_D.jpg
Rosa Rai bersama suami Dino Patti Djalal
DOKTER gigi satu ini pintar, cantik, dan enak sekali diajak ngobrol. Pantas saja, beberapa pasiennya sampai jatuh cinta dan mengiriminya bunga setiap hari selama berbulan-bulan.
“Saya sampai bingung, setiap hari pasien saya itu me­ngirim buket bunga besar-besar. Setiap hari, dia minta saya merawat giginya,” ujar Rosa diikuti tawa renyah.
Terang saja Rosa tidak mau melayani pasien macam begini. Suatu kali, Rosa bahkan minta petugas satpam di rumah sakit tempat dia bertugas untuk mengawalnya dari kejaran pasien yang lagi kasmaran itu.
Di lain waktu, seorang bocah usia delapan tahun yang menjadi pasiennya juga kepincut kecan­tikan Rosa. Setiap hari, bocah itu minta diantar mamanya berobat ke Rosa. Setiap bertemu Rosa, bocah itu memandangnya le­kat-lekat.
“Suatu ketika mama bocah itu bilang ke saya,”Bu dokter, anak saya mungkin jatuh cinta sama ibu”. Saya tertawa. Kok bisa ya anak kecil jatuh cinta,” tutur Ro­sa.
Itu kisah Rosa ketika masih bujangan dan praktik di Rumah Sakit Mitra Internasional, Jati­negara, Jakarta. Sekarang, Bu Dokter Rosa telah menjadi istri Dino Patti Djalal diplomat yang menjadi Juru Bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Apakah Dino juga jatuh cinta kepada Rosa setelah giginya dia rawat ? Rosa tertawa mendengar pertanyaan itu. “Dino itu enggak pernah mau saya periksa giginya.”
Katanya, “Nanti kamu ilfil (ilang feeling) sama saya”. Padahal, gigi dia itu bagus lho,” kata Rosa ketika ditemui, Kamis (28/5) di Rays International Dental Clinic di Jalan Brawijaya VIII Nomor 2, Jakarta Selatan.
Rosa bercerita, dia bertemu dengan Dino karena dikenalkan temannya yang bekerja sebagai diplomat. Setelah satu bulan ke­nal, Rosa langsung dilamar Dino. “Saya kaget juga, kok tiba-tiba dia ngajak nikah. Karena dia serius, saya pun shalat minta petunjuk Allah. Akhirnya, hati saya mantap untuk menikah dengan Dino. Ka­mi menikah bulan Juli 2004 de­ngan saksi Pak SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono).”
Dunia Rosa pun berubah. Se­hari-hari, dia tidak lagi “hanya” mengurusi gigi. Sebagai istri dip­lomat, dia harus bisa masuk ke dalam pergaulan internasional. Hampir setiap hari, Rosa meng­hadiri acara jamuan makan resmi yang diadakan diplomat dari ne­geri asing.
“Meski agak keblenger, saya tetap datang. Prinsipnya di dunia diplomasi kan jika kamu men­datangi, kamu akan didatangi. Ja­di balas-balasan gitu,” tambah­nya.
Bagaimana rasanya? “Ah, ca­pek, tapi sangat menyenangkan. Saya jadi punya banyak peng­alaman dan teman,” katanya.
Rosa lulus dari Fakultas Ke­dokteran Gigi Universitas Indo­nesia pada Januari 1997. Dia me­mulai kariernya sebagai dokter gigi di Rumah Sakit Mitra In­ternasional. Setelah itu, dia mengikuti program dokter pe­gawai tidak tetap (PTT) di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, Ja­karta, yang dapat dijangkau pe­rahu klotok selama lima jam dari Teluk Jakarta.
Perjalanan itu selalu dia ke­nang. Mengapa? Karena di dalam perahu, orang secantik Rosa ha­rus rela berdampingan dengan barang belanjaan penumpang la­in, mulai sayur-mayur, ayam, dan kambing. “Selama dua tahun saya bolak-balik Jakarta-Pulau Kela­pa. Pernah perahu yang saya tumpangi diombang-ambing om­bak setinggi tiga meter. Saya pikir mati deh,” katanya.
Seperti dokter di daerah ter­pencil lainnya, Rosa mendapat pengalaman-pengalaman unik. Masyarakat di sana, katanya, menganggap semua dokter, ter­masuk dokter gigi bisa me­nyembuhkan semua penyakit. “Kadang saya harus membantu sunatan,” ujarnya sambil tertawa.
Hah, dokter gigi menyunat orang ? Modelnya bisa tak ke­ruan?. “Enggak, saya cuma ban­tu-bantu saja kok. Yang menyunat dokter lain. Kalau saya yang menyunat, bisa gawat ha-ha-ha,” balas Rosa diikuti tawa berde­rai-derai.
Buat Rosa, pengalaman seba­gai dokter PTT adalah penga­laman penting dalam hidupnya. “Selama di Pulau Kelapa saya sadar, saya bukan siapa-siapa. Sa­ya juga merasakan makna ke­setiakawanan dan rasa to­long-menolong dalam wujud paling nyata.”
Saat ini, Rosa bersama tiga temannya mengelola Rays In­ternational Dental Clinic yang melayani perawatan, rehabilitasi, dan kecantikan gigi. “Kalau ingin punya gigi yang rapi dan senyum manis datang saja ke sini,” ka­tanya berpromosi.

Perempuan blasteran Bu­gis-Banten ini mengaku dirinya orang yang aktif. Tidak heran jika kegiatannya seabrek-abrek sejak masih lajang. Ketika duduk di bangku SMA, Rosa sempat ter­pilih sebagai anggota Paskibraka tahun 1990.
Selepas SMA, dia mengikuti beberapa kontes kecantikan, se­perti pemilihan Abang-None Ja­karta tahun 1993, Putri Indonesia tahun 1995, dan Miss World Uni­versity tahun 1995. Di ajang Abang-None Jakarta, dia menya­bet Juara III. Waktu itu juara satunya Maudy Koesnadi.
Di ajang Putri Indonesia, dia meraih Runner Up I dan di Miss World University di Korea Se­latan, Rosa masuk lima besar dunia model iklan.
Rosa mengaku, dirinya dididik ayahnya dengan bekal agama yang kuat. “Sejak umur dua ta­hun, saya sudah diajar mengaji. Kalau salah baca, tangan saya dipukul kayu kecil,” kenang­nya.
Di sisi lain, dia merasa kedua orangtuanya sangat demokratis. Mereka, kata Rosa, tidak pernah memaksa shalat atau belajar. “Beliau cuma bilang, ’Kalau ingin masuk surga, kamu shalat. Kalau ingin berhasil, belajar yang te­kun’. Itu saya ikuti sampai se­karang.”
Karena sikap demokratis itu­lah, ayahnya tidak melarang Rosa mengikuti kontes-kontes perempuan ayu. “Buat ayah saya, selama itu ada nilai ke­baikannya, saya boleh ikut,” tam­bah Rosa.
Pengalaman mengikuti kon­tes-kontes kecantikan itu, Rosa rasakan manfaatnya ketika dia memasuki dunia diplomat. “Saya jadi lebih percaya diri,” tambah­nya. Sementara itu, gemblengan selama mengikuti karantina Pas­kibraka membuat Rosa menjadi lebih disiplin.
“Semua ada manfaatnya Al­hamdulillah, dunia saya sangat berwarna. Ada dunia gigi, dunia istana, dunia diplomat, dunia ke­cantikan, dan dunia Paskibraka,” ujar Rosa menutup bincang-bin­cang di siang yang gerah itu.
Profil Rosa Rai Djalal
Rosa Rai Djalal
• Nama : Rosa Rai Djalal
• Lahir : Ujung Pandang, 5 Januari 1975
• Suami : Dino Patti Djalal
• Anak :
- Alexa Saraswati Djalal
- Keanu Dwibuwana Djalal – Chloe Ramadhanya Djalal
• Pendidikan :
  • Dokter Gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1992-1997
  • Esthetic Dentistry New York University, AS, 2003-2004 – Program Magister Adminis­trasi Rumah Sakit, 2001-2003
• Karier :
  • Dokter Gigi di RS Mitra In­ternasional Jatinegara, Ja­karta Timur, 1997-2007
  • Dokter Gigi di Puskesmas Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, 1999-2001
  • Dokter Gigi clan Pendiri Lo­kartha Dental Clinic, 2003-2008
  • Dokter Gigi dan Pendiri Rays International Dental Clinic, 2009
• Kegiatan :
  • Pengurus Mutumanikam Nusantara Indonesia
  • Salah satu pendiri Perhim­punan KebayakU
  • Ketua Yayasan AI Hamid yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial
  • Dewan Pengurus Indonesia Tersenyum
  • Dharma Wanita Deplu clan Istana
  • Anggota Modernisator Group
  • Berpartisipasi dalam Diplo­matic Circle
• Pengalaman :
  • Paskibraka 1990
  • Abang None Jakarta (Juara III)
  • Putri Indonesia 1995 (Run­ner Up I)
  • Miss World University (masuk lima besar dan terpilih sebagai Miss Fashion). 
  • sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

google translate

Arsip Blog

Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free!