Kemampuan
China merebut medali emas di Asean Games lebih cepat di banding
perhelatan sebelumnya meninggalkan secercah misteri. Makin dekatnya
penutupan acara yang berlangsung di Guangzhu pada langsung 27 November
mendatang menimbulkan pertanyaan baru.
Pasalnya,
selama ini, China tak pernah menampilkan pemandu sorak (cheerleaders)
dalam balutan busana superhot sebelumnya. Inilah kemungkinan alasan
mengapa China begitu cepat meraih medali emas serta mata penonton dan
juga fotografer selalu melihat ke arah para pemandu sorak seksi itu.
Pemandu
sorak ini menjadi pembicaraan hangat di koran-koran lokal selama
beberapa hari terakhir di mana voli pantai dan bola basket menjadi
perhatian utama. Seorang pemain basket asal Yaman bernama Adeeb
Mahfoudh menyalahkan pemandu sorak China terlalu seksi.
'Pemandu
sorak menjadi penyebab kekalahan kami. Saya kira mereka (sengaja)
melakukan sesuatu dan membuat kami kalah di pertandingan,' ujarnya.
Sementara, pada 16 November, Yaman dikalahkan Indonesia di cabang
olahraga bola pantai.
Lalu, siapa yang bilang China tak punya senjata rahasia?
Menurut Ben-Ben, kapten tim bola voli China, kebanyakan pemandu sorak adalah mahasiswi yang dipilih melalui rekrumen nasional.
Untuk
persiapan Asian Games, gadis-gadis belia usia rata-rata 20 tahun,
dilatih secara ketat dan keras sejak Juni lalu. Oh, pantas saja!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar