Sebuah
tembok penahan situs arkeologi kuno, Rumah Moralis Pompeii runtuh
setelah hujan lebat menyelimuti daerah itu pada Selasa (30/11), menurut
AFP.
"Sebuah
tembok yang dahulu runtuh karena bom pada Perang Dunia II dan telah
dibangun kembali pada saat itu, kini runtuh lagi," kata seorang pejabat
di Pompeii kepada agen berita.
Beberapa minggu yang lalu, Gedung Gladiator roboh dan mengundang kritik dari banyak kelompok konservasi lokal.
Namun, tembok yang dibuat dari "batu
kuno" tersebut akan dibangun kembali sama seperti setelah Perang Dunia
II, kata pejabat. "Tidak ada lukisan dinding di atasnya," katanya
kepada AFP.
Tembok tersebut
panjangnya sekitar tujuh meter (sekitar 23 kaki) dan berpungsi sebagai
tembok penahan sebuah taman di Gedung Moralis. Gedung itu sendiri tidak
rusak oleh reruntuhan, Reuters melaporkan.
"Kita perlu menempatkan apa
yang terjadi dalam konteks dan menghindari provokator kekhawatiran yang
tidak berguna," kata menteri kebudayaan Italia Sandro Bondi dalam
sebuah pernyataan yang diperoleh Reuters.
Namun, berbagai golongan dan
politisi mengkritik pemerintah karena tidak berbuat cukup banyak untuk
melestarikan kota kuno tersebut.
"Sedikit
atau tidak ada upaya yang dilakukan untuk melindungi warisan besar
ini," kata Claudio D'Alessio, walikota Pompeii, kepada Reuters.
Bondi mencatat bahwa runtuhnya
tembok 2.000 tahun tidak "melibatkan sesuatu yang bernilai seni,
arkeologi atau sejarah," menurut AFP.
Pompeii, tepat di sebelah
selatan Naples, telah diratakan oleh letusan Gunung Vesuvius, gunung
berapi yang berada didekatnya pada 79 M. Ribuan wisatawan datang ke
lokasi ini setiap tahun. (Epoch Times/dia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar