“Selama
di kelas siswa hanya mendapatkan teori, sedangkan di lahan kosong itu
siswa diajak mempraktikkan teori yang mereka terima sebelumnya,”
ujarnya. Sebanyak 30 siswa kelas VI yang dilibatkan menggunakan alat
dan media yang relatif sederhana. Alat yang digunakan adalah tali
rafia, pasak bambu, dan kelompen dari papan.
Ia
menjelaskan, teknik pembuatannya, para siswa diminta membuat lingkaran
geometris yang terdiri atas lingkaran berdiameter 4 meter—di dalamnya
terdapat dua segitiga yang membentuk bintang—dengan merobohkan ilalang
hingga terlihat bentuk yang diinginkan. Praktik puluhan siswa tersebut
tak membuahkan hasil yang memuaskan karena lahan yang digunakan hanya
ditumbuhi ilalang dan bukan padi. Meski demikian, dia berharap praktik
lapangan tersebut mampu membuat siswa memahami ilmu bangun dengan
berbagai bentuk geometris.
Selain
itu, katanya, para siswa mampu memahami fenomena crop circle yang
santer diisukan buatan makhluk luar angkasa yang mengendarai
unidentified flying object (UFO). “Secara ilmiah crop circle bisa dibuat
oleh manusia dengan menerapkan ilmu bangun. Mudah-mudahan praktik ini
juga bisa mengajak siswa untuk berpikir rasional terhadap segala bentuk
bangun yang ada,” ungkapnya.
Latifatul
Mufarokah (12), siswa kelas VI, mengaku senang dilibatkan dalam
praktik membuat crop circle yang gencar diberitakan sejumlah media di
Tanah Air. “Pengalaman ini merupakan yang pertama dalam mempraktikkan
ilmu bangun,” ujarnya. Ia berharap praktik serupa bisa dilakukan lagi
sehingga kejenuhan siswa menerima pelajaran di kelas bisa dikurangi.
Siswa lain, Arif Budiyanto, berharap praktik lapangan bisa diagendakan
setiap periode tertentu agar tidak terlalu tegang dengan sejumlah tugas
yang diterima. “Lumayan, bisa rekreasi bersama teman-teman secara
gratis,” katanya.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar