Rabu, 03 November 2010

Klantink Pulang Kampung Pilih Tidur di Terminal

Share |
Wawan, Imam, Mat Dowe, Lukin, dan Budi, lima pengamen yang tergabung dalam kelompok bernama Klantink, Senin (1/11) pulang ke kampung halamannya di kawasan Terminal Joyoboyo, Surabaya. Kehadiran mereka kembali di Surabaya setelah kemenangan mereka di ajang Indonesia Mencari Bakat (IMB) benar-benar disambut bak pahlawan.
Kemeriahan sambutan masyarakat sudah terasa sejak Wawan dan kawan-kawan mendarat di Bandara Juanda, Senin (1/11) malam. Kehadiran Surya dan kru Trans TV Biro Surabaya yang secara khusus menjemput di bandara internasional itu menarik perhatian massa yang juga tengah menunggu kerabat mereka.
Apalagi di sana ada buket bunga bertuliskan ucapan selamat atas kemenangan Klantink. “Wah, Klantink pulang, ya Mas? Aku ngefans lo sama mereka. Beruntung benar aku malam ini, aku bisa foto-fotoan dengan mereka nanti,” celetuk Siska salah seorang warga Perak Timur yang tengah menjemput kedua orangtuanya yang bepergian ke Jakarta.
Tim penjemput lainnya adalah dari Paguyuban Bendera Arek-Arek Suroboyo Group Bersatu Jawa & Madura yang dikomandani langsung oleh Cak Narto dan Ambon Jawas. Abu Amin, ayah Budi, juga ikut dalam rombongan penjemput Klantink. Personel Klantink muncul di pintu keluar sekitar pukul 00.10 WIB.
Sosok-sosok yang akrab di layar kaca Trans TV selama delapan bulan terakhir ini tak ayal disambut riuh masyarakat yang menunggu di pintu kedatangan penumpang. “Klantink juara!! Klantink pahlawan kita!” demikian suara bersahut-sahutan.
Wajah-wajah personel Klantink tak bisa menyembunyikan ekspresi kelelahan mereka. “Ya, Mas, dua hari tidak tidur untuk syuting program baru Klantink di Trans TV. Syuting dari jam 4 pagi sampai 6 sore,” ungkap Wawan.
Toh, mereka masih memberi peluang pada penggemarnya untuk berfoto bersama. Dan sesaat kemudian mereka digiring ke arah mobil yang sudah disiapkan Surya dan Paguyuban Bendera Arek-Arek Suroboyo Grup Bersatu Jawa & Madura untuk Klantink.
Perjalanan tengah malam itu semula dengan tujuan sebuah hotel di dekat markas Klantink di daerah Joyoboyo. “Untuk malam ini kami ingin mereka istirahat dulu di hotel. Biar mereka bisa istirahat. Sebab kalau langsung pulang, di rumah itu sudah banyak orang yang menunggu, mereka pasti nggak bisa istirahat nanti,” papar Abu Amin kepada Surya.
Niat baik orangtua ini rupanya tak serta merta disambut Klantink. Mereka tetap berkukuh ingin kembali ke markas mereka dulu di Terminal Joyoboyo. “Nurunkan barang dulu, Mas, biar besok enteng nggak menenteng barang berat gini,” pinta Wawan yang berada di mobil Surya.
Tapi, rupanya ini hanya alasan Klantink. Sebab, ketika semua barang bawaan dari Jakarta yang mereka pakai sebagai pelengkap tampilan selama audisi IMB sudah kembali disimpan di posko, mereka bergeming. Penawaran istirahat di hotel itu pupus oleh riuhnya sambutan kerabat mereka di Terminal Joyoboyo.
“Cak Budi, Wawan, Mam, Dowe, Kin, wah kangen, rek!”
“Mam, awakmu kok malih dadi Ariel saiki! Rambutmu mbok apakno ae!”
Celetukan-celetukan penuh keakraban itu memecah suasana terminal yang sesaat sebelumnya senyap lantaran tak ada aktivitas angkutan penumpang. Wajah-wajah yang tadinya sarat kelelahan mendadak sumringah. Semua personel Klantink larut dalam kegembiraan direngkuhan kerabat, sahabat, dan saudara mereka.
Kegembiraan yang sama juga terlihat ketika Klantink tampil dalam acara syukuran yang diadakan Paguyuban Bendera Arek-Arek Suroboyo Group Bersatu Jawa & Madura di area Terminal Joyoboyo, Selasa (2/11). Pagi itu, mereka berbaur dengan ratusan warga Kelurahan Sawunggaling, Kecamatan Wonokromo yang menyambut riang kemenangan pengamen jalanan ini.
Sejumlah pejabat yang turut hadir di tengah kemeriahan pesta sederhana itu adalah Radianto, Kepala Terminal Joyoboyo, Suwito (Lurah Sawunggaling), Drs Eddy Kristianto MSi (Camat Wonokromo), AKP Aditya Puji (Kapolsek Wonokromo), dan Siti Mariam dari Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Kesra Pemkot Surabaya.
Personel Klantink tetap terlihat semangat ketika Cak Narto spontan meminta mereka ngamen untuk korban bencana yang belakangan marak terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Kotak bekas minuman kemasan pun dijadikan Dowe sebagai tempat menampung uang sumbangan. Para pejabat yang menempati kursi undangan spontan merogoh dompet mereka dan memasukkan uang ke dalam kotak tersebut. Langkah ini diikuti ratusan masyarakat yang mengerumuni tenda.
Tanpa diduga, respons masyarakat untuk memberikan sumbangan ini benar-benar luar biasa. Dan hanya dalam waktu sekitar 15 menit terkumpul dana sebesar Rp 900.850. surya.co.id
sumber: http://solocybercity.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

google translate

Arsip Blog

Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free!